Archive for Maret 2012

SIKSA MENINGGALKAN SHOLAT

 EMPAT SIKSA MENINGGALKAN SHOLAT

1.  Ketika Hidup Di Dunia
  Allah kurangkan keberkatan umurnya, Rezekinya dipersempitoleh Allah, Tidak ada tempat baginya disisi agama Islam, Do`anya ditolak Amal kebajikan yang dilakukan tidak diberi pahala.
    
2.  Ketika Sakaratul Maut
  Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina, Matinya dalam keadaan menderita kelaparan, Matinya dalam keadaan yang sangat haus walaupun dibuat minum air sebanyak tujuh laut.

3.  Ketika Dalam Kubur
  Allah menyempitkan kuburnya dengan sesempit-sempitnya, Kuburnya akan digelapkan, Allah akan menyiksanya dengan pedih sehingga hari qiamat.

4.  Ketika Berada di Akhirat
  Ia akan dibelenggu dan diseret ke padang mashyar oleh Malaikat, Allah tidak akan memandangnya dengan pandangan belas kasihan, Allah tidak akan mengampuni dosanya dan dia akan disiksa dengan keras di dalam neraka.

Leave a comment

Mengenal Sifat Guru

Sifat-sifat guru (+)
1.     Mau bekerjasama dan demokratis
2.     Ramah tamah dan suka mendengarkan orang lain
3.     Sabar
4.     Luas pandangan dan menaruh perhatian pada orang lain
5.     Penampilan pribadi yang menyenangkan dan sopan santun
6.     Jujur
7.     Suka humor
8.     Kemampuan kerja yang baik dan konsisten
9.     Menaruh perhatian pada problem-problem siswa
10.  Fleksibel dalam cara mengajar
11.  Bisa menggunakan pujian dan mau memperbaiki
12.  Pandai sekali dalam mengajar pada bidang studi/ mata pelajaran

Mengenali pegawai “lower”
1.     Memiliki hobi terlambat
2.     Malas bekerja
3.     Pulang sebelum waktunya
4.     Hanya berpikir tentang hak
5.     Memiliki kecenderungan protes
6.     Selalu curiga
7.     Suka menghilang dalam jam kerja
8.     Santai dalam bekerja
9.     Hobi memprovokasi teman
10.  Hobinya menunda-nunda pekerjaan
11.  Disiplinnya rendah
12.  Memalsu jam lembur
13.  Bekerja asal-asalan
14.  Lari dari tanggung jawab
15.  Pura-pura sibuk
16.  Suka menggunakan alasan sakit
17.  Senang sekali kalau bos pergi
18.  Mahir cari alasan
19.  Suka menjual nama atasan
20.  Suka setor muka
21.  Suka bikin pusing atasan
22.  Hobi cari kesalahan orang lain
23.  Pandai mencari kambing hitam
24.  Mau menang sendiri
25.  Senang melihat kesulitan orang lain
26.  Suka menjegal temannya

Leave a comment

Si Tukang Kayu Dan Rumahnya

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.

Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak  sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah yang  baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia lalumenyerahkan  kunci rumah itu pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu,”
katanya, “hadiah dari kami.”

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda. Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan

Leave a comment